Seribu malam yang lalu,
di atas kakiku yang telanjang bulat,
aku berjalan meniti untaian benang rindu,
yang terbentang di antara hampa bayangmu.
Letih ini berjanji setia jadi saksi,
dan menemani ketika muram durja menerpa,
bagai sirip ikan yang menari di air dangkal,
aku menggelepar dalam penantian.
Di hamparan hati yang tak pernah terbagi,
kusematkan sebuah lencana atas namamu,
dan atas nama rasa yang tak mampu bicara,
kucuba sembunyikan seulas senyum palsu.
Seribu malam yang lalu,
apalah bedanya dengan malam ini,
sebilah rindu di dada tak jua melentur,
semakin tajam kala dingin malam menghujam
...............ohhhhh
aku tahu…....
kirah merinduiku
dan aku terlalu suka
menikmati kerinduanmu