Wednesday, January 14, 2015

menanti d barZakH


Ku merintih, aku menangis, Ku meratap, aku mengharap, Ku meminta dihidupkan semula, Agar dapat kembali ke dunia nyata Perjalanan rohku, Melengkapi sebuah kembara, Singgah di rahim bonda, Sebelum menjejak ke dunia, Menanti di barzakh, Sebelum berangkat ke mahsyar, Diperhitung amalan, Penentu syurga atau sebaliknya Tanah yang basah berwarna merah, Semerah mawar dan juga rindu, Tujuh langkah pun baru berlalu, Seusai talkin bernada syahdu, Tenang dan damai di pusaraku, Nisan batu menjadi tugu, Namun tak siapa pun tahu resah penantianku Terbangkitnya aku dari sebuah kematian, Seakan ku dengari, Tangis mereka yang ku tinggalkan, Kehidupan disini bukan suatu khayalan, Tetapi ia sebenar kejadian Kembali oh kembali, Kembalilah kedalam diri, Sendirian sendiri, Sendiri bertemankan sepi, Hanya kain putih yang membaluti tubuhku, Terbujur dan kaku, Jasad didalam keranda kayu, Ajal yang datang dibuka pintu, Tiada siapa yang memberi tahu, Tiada siapa pun dapat hindari, Tiada siapa yang terkecuali, Lemah jemari nafas terhenti, Tidak tergambar sakitnya mati, Cukup sekali tak sanggup untuk ku mengulangi Jantung berdegup kencang, Menantikan malaikat datang, Menggigil ketakutan gelap pekat dipandangan, Selama ini diceritakan, Kini aku merasakan, Di alam barzakh jasad dikebumikan