Tuesday, January 19, 2010

Golongan Yg Selamt..

GOLONGAN YANG SELAMAT



Rasulullah s.a.w. telah bersabda :



“Wahai umatku demi Allah, Tuhan yang memegang jiwa Muhammad ditangan-Nya, akan bercerai berai umatku sebanyak 73 golongan, yang 1 golongan ke syurga dan yang lain semuanya masuk ke neraka.” Bertanya sahabat, :” Siapa golonagn yang satu itu ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Golongan ahli sunnah wal jama`ah.”



(Hadis Riwayat At-Tabrani).



Selanjutnya Beliau bersabda lagi,



“Wahai umatku, barangsiapa yang hidup lama di antara kamu, niscaya akan melihat perselisihan faham yang banyak, ketika itu berpegang teguhlah kamu akan sunnahku dan sunnah kholifah Ar-Rosyidin yang di beri Tuhan hidayah. Berpegang teguhlah pada yang satu itu dan gigitlah dengan geraham.” (Hadis Riwayat Abu Dawud)



Perselisihan umat Rasulullah s.a.w. sekarang ini sudah datang dan terbukti kenyataannya, mereka berpecahbelah sama-sama mengaku benar, mengaku Islam dan beriman. Oleh kerana itu, Allah mengisyaratkannya dengan Firman-Nya dalam surah Yusuf ayat 108 :



“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah ( dengan sembahan-sembahan lain).”



Sabda Rasulullah s.a.w. :



“Akan keluar suatu golongan di akhir zaman, orang-orang muda berpaham sesat, mereka banyak mengucapkan perkataan Firman Allah yang di bawa oleh Nabi s.a.w., sedangkan iman mereka itu tidak melampui tenggorokan mereka, mereka keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya. Kalau kamu berjumpa dengan mereka lawanlah mereka karena sesungguhnya, membunuh mereka ada pahalanya di sisi Allah pada hari Kiamat.” ( Hadis riwayat Imam Bukhari).



Bagi orang yang mengaku beriman hendaklah berhati-hati, jangan sampai beranggapan sudah baik imannya dikarenakan banyak menyebut kalimah dan melakukan sholat lima waktu, padahal hati mereka belum ikhlas dan khusyuk. Mereka beribadah menghilangkan pertolongan Allah dan mengaku dengan kemampuannya sendiri. Maka, di akhirat nanti dihilangkan Allah balasan pahalanya, kerana mereka menghilangkan hak Allah dan pertolongan Allah.



Ketahui lah, bahawa jasad manusia itu jadi mulia, kerana dalam jasad manusia itu dikirim Allah mutiara berupa hidayah, taufiq dan ilham. Ketiga-tiganya itu Nur “Ikutilah Nur yang kami kirim ke dada kamu, ia berhimpun dengan ruhmu”. Ketika itu kelakuan dan amal Rasulullah akan nampak pada jasad hamba-Nya. Mereka itu sudah berada di bawah telungkak Rasulullah, ketika itu hilang rasa aku berganti dengan dipimpin oleh Nur Rasulullah s.a.w.





PERBEDAAN ILHAM DENGAN BELAJAR



Arti ilham adalah sesuatu yang diberi tahu oleh Allah, yang diperoleh tanpa menempuh pengajian, dan tidak mencari-cari dalil. Ilham bererti di tuntun dan di beri tahu langsung oleh Allah. Ilham datangnya dengan serta merta ke dalam hati seorang hamba-Nya.



Perhatikan firman Allah di surah Asy-Syamsu ayat 8 :



“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”



Adapun ilmu bererti, yang diperoleh dari majlis ta`lim dengan diistidlal, yakni menuntut bukti dan mengambil contoh dengan memandang dan mengetahui kegunaan atau kemanfaatannya.



Ilmu yang diperoleh dari ilham merupakan hembusan dan siraman dari Allah langsung ke lubuk hati. Jika manusia biasanya dinamakan ilham, sedangkan bagi para nabi dinamakan wahyu Allah.


Lekat


Ilham dilimpahkan Allah kepada hambanya yang bersih jiwanya, sedangkan ilmu yang sebelumnya dipelajari dengan jalan diistidlal khusus diberikan kepada para alim ulama atau kepada orang yang berakal yang cerdik.



Tentang wahyu dan ilham hamper tidak ada bedanya, perhatikan firman Allah di surah Asy-Asyuura, ayat 51 :



“Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu di wahyukan kepadanya dengan seizing-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”



Kebanyakan ahli tasawuf condong kepada ilmu yang sebangsa ilham atau yang bersifat keilhaman Allah, bukan ilmu yang dipelajari di majlis ta`lim atau berupa pembahasan berbagai qaul (pendapat). Jalan yang mesti didahulukan, ialah mujahadah berjuang melawan kemauan yang jahat; menghapus sifat yang tercela. Para sufi bermunajat kepada Allah agar hati mereka selalu dipimpin dengan taufik, hidayah dan ilham.



Apabila telah berhasil Allah akan menguasai hati hamba-Nya dan akan menjamin dengan Nur yang memimpin hak-hak Allah yang berada pada jasad si hamba. Terbuka lah, lapanglah dada, dan tersingkaplah rahsia alam malakut. Kemudian terhapuslah sifat-sifat mazmumah “sifat yang di keji” oleh syarak, dan bersinarlah hakikat ketuhanan dalam hati seorang yang di utus Allah nur.

KEJAHATAN TERHADAP ALLAH AZZAWAJALLA

Kejahatan terhadap Allah azza wajalla berasal dari empat pokok, hingga tidak nyata hukum ahad, yaitu

1) bersifat keakuan,

2) terhijab hati,

3) memandang dengan mata zohir, dan

4) salah i`tiqod.



Adapun penjelasan masing-masing kejahatan terhadap Allah itu adalah sebagai berikut :

Pertama, kejahatan bagi orang yang merasa dirinya bersifat serba aku. Mereka memperlihatkan kekayaan dirinya dan merasa mampu melakukan segala urusan tanpa bergantung kepada Allah. Wujud diri mereka tidak menjadi dalil adanya wujud Allah.

Kedua, kejahatan karena terhijab hatinya terhadap keberadaan Allah, sebagaimana firman Allah di surah Al-Muthaffifiin, ayat 15 :

“Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka.”

Ketiga, kejahatan yang berupa melihat bentuk alam dan tabi`at alam dengan mata kepala, tanpa mata hati. Tiap-tiap alam dianggap mereka bersifat seperti sifat tuhan. Misalnya, ada benda yang mengeyangkan, ada benda yang menyembuhkan, ada pula yang mencelakakan, dan ada yang membahagiakan. Perasaan seperti itu memberi peluang untuk disambar iblis, hawa nafsu, dunia dan makhluk. Tiap-tiap sesuatu di anggapnya tanpa izin Allah. Paham yang demikian itu termasuk syirik dan berlawanan dengan Asma` Allah.



Keempat, kejahatan dengan mengi`tiqodkan bahwa segala yang baik, merupakan ketentuan dan dari Allah, sedangkan yang jahat ditentukan oleh iblis. I`tiqod seperti ini berlawanan dengan rukun iman yang ke enam, yaitu baik dan jahat dari irodat Allah (dari penentuan Allah). Perbuatan yang jahat disukai syaitan dan dimurkai Allah, sedangkan kelakuan yang baik diridhoi Allah dan Rasul-Nya. Suatu contoh, Allah menzohirkan bunga mawar yang sangat indah dan berbau wangi, tetapi di sertai adanya duri yang tajam. Jika duri tersentuh kulit atau badan akan terasa sakit, padahal keduanya , yaitu bunga dab duri dicium, dan dikagumi orang berasal dari Allah. Bunga mawar ditempatkan ditempat yang indah, kadang-kadang dicium, sedangkan durinya dibuang, kadang-kadang dibakar dan dihanguskan ke dalam api.

Golongan ahli tauhid menghadapi empat pokok kejahatan tersebut dengan menghapuskan, memfana` kan , terutama fana` pada af`al, yakni segala kelakuan pada hakikatnya dilakukan oleh Allah. Segala sifat pada hakikatnya disifatkan Allah. Segala yang ada menjadi dalil kenyataan adanya Allah.

Allah tetap ahad. Baik pada waktu Allah belum menjadikan seluruh alam sebagai tanda dari wujud Allah maupun setelah Allah menzohirkan bermacam-macam alam. Allah tetap wujudnya sendiri, sedangkan alam seluruhnya menjadi syahid(saksi) bagi af`al Allah, menjadi syahid bagi sifat Allah, menjadi syahid bagi asma` Allah dan menjadi syahid bagi wyjud Allah. Dengan demikian, berjalanlah tasdiq syahadat (penyaksian) ketuhanan