SYAITAN BER'MOU' DENGAN NAFSU
Hakikat bahawa syaitan adalah musuh manusia memang telah diketahui umum. Semua orang mengetahui bahawa syaitan adalah musuh utama mereka. Tetapi tidak ramai mengetauhi bahawa musuh paling ketat adalah di dalam diri mereka sendiri. Musuh itu ialah NAFSU. Nafsu jahat yang berada di dalam diri manusia menyamai dengan 70 syaitan.
Dapatkan
Nafsu ada dua jenis, iaitu nafsu yang baik dan jahat. Nafsu yang baik seteru syaitan manakala nafsu jahat kawan syaitan. Oleh itu hati kita perlu dibersihkan supaya tidak dipengaruhi oleh nafsu yang jahat.
Hati sebenarnya adalah 'rumah Allah' dalam ertikata tempat kita mengingati Allah. Kenapa hati kita jarang mengingati Allah sama ada secara zikir lisan atau hati. Ini tidak lain berpunca daripada pengaruh jahat Syaitan dibantu oleh musuh dalam selimut - nafsu kita.
Lantaran perjanjian MOU antara syaitan dan nafsu untuk menjerumuskan manusia ke dalam neraka, maka kita sering diabaikan dengan perkara-perkara lain selain mengingati Allah. Syaitan telah bersumpah dari azali lagi untuk merosakkan seluruh manusia.
Syaitan yang menjadi tentera Iblis sentiasa mencari peluang untuk menyesatkan manusia. Kita tidak nampak dia tetapi syaitan nampak kita. Susah bagi kita memerangi musuh yang kita tidak nampak. Syaitan ada di mana-mana. Bilangannya juga banyak.
Bagaimana hendak mempertahankan diri dari serangan iblis yang kita tidak nampak. Walaupun kita tidak nampak syaitan, tapi kita mempunyai Allah untuk meminta perlindungan dari gangguan syaitan yang kena rejam. Syaitan takut orang yang banyak mengingat Allah.
Oleh itu, senjata ampuh untuk melawan syaitan ialah dengan cara mengingat Allah.
0000000000000000000000
STRATEGI SYAITAN
Sebagaimana kita ketahui, syaitan telah divonis oleh Allah Swt untuk masuk ke dalam neraka. Namun kesombongan membuat syaitan bukan meminta maaf kepada Allah agar dibebaskan dari neraka tapi malah menantang dengan keinginan untuk menggoda dan menyesatkan manusia guna menemaninya di dalam neraka. Bahkan syaitan telah bertekad untuk menggoda dan menyesatkan manusia dengan berbagai cara. Tekad syaitan dalam menyesatkan manusia diceritakan oleh Allah di dalam Al-Qur'an, salah satunya adalah sebagaimana yang difirmankan Allah:
"Iblis berkata:: "karena Engkau telah menyesatkan aku, maka aku akan menghadang mereka di jalan-Mu yang lurus, kemudian akan kudatangi mereka dari depan dan dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan akan Kau dapati kebanyakan mereka tidak bersyukur." (QS 7:16-17).
Agar kita tidak terjebak dalam strategi godaan syaitan, maka kita perlu memahami apa yang dimaksud oleh syaitan sebagaimana terdapat di dalam ayat di atas. Ibnu Abbas ra seperti yang dikutif oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa yang dimaksud dari depan adalah meragukan tentang akhirat, dari belakang adalah merangsang kepada cinta dunia, dari kanan meragukan perintah agama dan dari kiri merangsang untuk berbuat maksiat. Dari penjelasan ayat ini, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa, dalam mengajak ke neraka, syaitan berusaha dengan melakukan empat strategi.
Pertama adalah menanamkan keraguaan tentang kehidupan akhirat yang merupakan tempat kembalinya seluruh manusia. Sebagai manusia yang dicipta oleh Allah untuk beribadah, maka kebahagiaan di akhirat merupakan dambaan, namun mencapainya justeru harus diusahakan dalam kehidupan di dunia ini, karena itu syaitan berusaha semaksimal mungkin agar manusia hidup untuk kenikmatan di dunia ini saja. Akibatnya manusia tidak memiliki persiapan untuk menghadapi hari akhirat, padahal bahagia dan tidaknya seseorang dalam kehidupan akhirat sangat tergantung pada persiapannya di dunia ini dengan amal shaleh yang banyak. Bahkan akhirat yang merupakan pertanggungjawaban manusia atas amalnya tidak disadarinya sehinga kehidupan di dunia ini dilakukan tidak sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu, salah satu yang harus kita sadari adalah bahwa dunia ini adalah tempat untuk bercocok tanam yang panennya di akhirat, sedangkan kehidupan akhirat merupakan pertanggungjawaban dan hasil dari kehidupan di dunia ini. Itu pula sebabnya adanya kehidupan akhirat merupakan sesuatu yang harus kita yakini adanya, tak ada sedikitpun keraguan kita pada kehidupan akhirat. Adapun orang yang tidak percaya akan kehidupan akhirat, maka ganjaran yang akan diterimanya adalah azab yang pedih sebagaimana firman Allah:
"Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih." (QS 17:10).
Karena begitu penting kedudukan iman kepada akhirat, maka syaitan berusaha menyesatkan manusia dari depan dengan menanamkan keraguan terhadap adanya kehidupan akhirat itu, syaitanpun telah berhasil dalam menjalankan misi dengan adanya orang yang mengatakan:
" Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi." (QS 23:37).
Strategi syaitan yang kedua dalam menyesatkan manusia adalah menggodanya dari belakang dengan menumbuhkan rasa terlalu cinta terhadap dunia. Ini merupakan salah satu penyakit terbesar dari manusia termasuk umat Islam, bahkan hal ini bisa menghilangkan kekuatan umat. Umat yang tercabik-cabik dan menjadi sasaran empuk musuh-musuhnya bukanlah karena umat itu lemah dan tak punya potensi, tapi sebenarnya umat ini kuat namun menjadi lemah karena terlalu cinta pada dunia. Terlalu cinta pada dunia mengakibatkan dunia ini tidak dijadikan sarana menuju akhirat, tapi malah menjadi tujuan hidupnya, akibat selanjutnya adalah sebagai apapun dia, maka yang ingin dicapai adalah kenikmatan duniawi; harta semata-mata untuk kenikmatan duniawi diri dan keluarganya, begitu juga dengan ilmu, bahkan jabatan tidak digunakan untuk menegakkan kebenaran, malah tragisnya jabatan itu justeru digunakan untuk menegakkan atau melindungi kebathilan, dari sini tidak sedikit orang yang akhirnya menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuannya, karena baginya kenikmatan duniawi merupakan sesuatu yang harus didapat meskipun dengan menghalalkan segala cara, baginya bukan soal benar dan salah, tapi yang penting adalah kenikmatan yang bisa dirasakan.
Keberhasilan syaitan dalam menggoda manusia dari belakang akan menghasilkan penyesalan yang amat dalam meskipun penyesalan itu sudah tidak ada gunanya lagi sebagaimana yang dikemukakan Allah dalam firman-Nya:
" Dan pada hari itu (kiamat) diperlihatkan neraka jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia berkata: "alangkah baiknya sekiranya dulu aku mengerjakan (amal shaleh) untuk hidupku ini". Maka pada hari itu tidak ada yang menyiksa seperti siksa-Nya, dan tiada seorangpun yang mengikat seperti ikatan-Nya." (QS 89:23-26).
Ketiga yang merupakan strategi syaitan dalam menyesatkan manusia adalah menggoda dari sebelah kanan manusia, yakni menanamkan keraguan terhadap perintah agama. Islam sebagai agama Allah yang benar merupakan sesuatu yang tidak boleh kita ragukan sedikitpun kebenarannya. Keyakinan yang utuh pada kebenaran Islam sebagai agama akan membuat kita selalu menjadikan ajaran Islam sebagai tuntunan dalam hidup ini, sebagai apapun kita dan dalam keadaan bagaimanapun juga. Sebagai pemimpin keluarga, kita akan mengarahkan anggota keluarga terhindar dari neraka dan masuk ke dalam syurga sehingga kita akan membentuk anggota keluarga untuk taat terhadap ketentuan Islam.
Dalam upaya menyesatkan manusia, syaitan selalu berusaha menanamkan keraguan terhadap kebenaran Islam, keberhasilan syaitan dalam menggoda manusia dari kanannya mengakibatkan manusia menjadikan kehidupan agama sebagai persoalan sepele saja, bahkan agama dengan segala hukum-hukum yang terkandung di dalamnya akhirnya dianggap sebagai permainan saja, padahal ini merupakan sesuatu yang sangat terlarang, Allah berfirman:
"Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al kitab dan Al hikmah, Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertaqwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS 2:231).
Yang terakhir atau yang keempat dari strategi syaitan adalah menyesatkan manusia dari belakangnya, yakni dengan merangsang manusia untuk berbuat maksiat. sehingga kemaksiatan dan dosa dianggap sebagai sesuatu yang menyenangkan, indah, menguntungkan dan membahagiakan. Keberhasilan syaitan dalam menyesatkan manusia boleh sudah nampak, buktinya; begitu banyak manusia yang jalan hidupnya adalah kemaksiatan dan dosa mulai dari dusta, korupsi, manipulasi, pengrusakan, perampasan hak-hak asasi, pemerkosaan, perzinahan, pembunuhan, penganiayaan dan sebagainya. Oleh karena itu, Allah Swt mengajukan pertanyaan yang tidak perlu kita jawab karena Allah sebenarnya telah memberikan jawaban yang jelas dari pertanyaan-Nya tentang orang yang disesatkan oleh syaitan, Allah berfirman:
"Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)?. Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya." (QS 35:8).
Akhirnya menjadi keharusan kita semua untuk berlindung kepada Allah Swt dari segala godaan syaitan yang berusaha menyesatkan kita dengan segala cara, apalagi syaitan sudah mendapat bantuan begitu besar dari manusia yang telah berhasil disesatkannya untuk menyesatkan manusia lain dari jalan Allah yang benar.
Demikian pesan Ramadhan kita hari ini, semoga bermanfaat bagi kita bersama, amien.
4444444444444444
asal kejadian iblis dan syaitan
Alhamdulillah, inilah jawapannya:
Bila kita menyebut tentang syaitan dan iblis, tidak sempurna rasanya jika tidak disebut sekali gandingannya iaitu jin.
Para ulamak berbeza pendapat mengenai asal-usul jin, syaitan dan iblis. Hasan al-Basri berpendapat bhawa jin adalah anak iblis, manakala manusia adalah anak Adam. Sebahagian dari mereka (jin) ada yang beriman dan ada yang kafir. Yang kafir itu disebut sebagai syaitan.
Ibnu Abbas pula berpendapat bahawa jin itu adalah anak jaan (jin). Mereka bukanlah dari kalangan syaitan. Mereka akan mati, sebahagiannya mukmin dan sebahagiannya kafir. Syaitan pula adalah anak iblis. Mereka tidak akan mati kecuali bersama iblis.
Qatadah berkata bahawa dari kalangan jin itu ada syaitan dan dari kalangan manusia juga ada syaitan.
Al-Dumairi berpendapat bahawa yang masyhurnya ialah semua jin itu dari zuriat iblis. Mereka yang kufur dari kalangan jin disebut sebagai syaitan.
Menurut al-Marhum Syeikh Jadul Haq Ali Jadil Haq (bekas Syeikh al-Azhar), Iblis adalah 'abu syaitan' (bapa syaitan). Jika malaikat adalah tentera Allah yang mengajak kebaikkan, iblis dan syaitan adalah sebaliknya. Mereka adalah musuh Allah yang menyeru ke arah kejahatan dan kerosakkan. Syaitan ialah golongan yang angkuh dan derhaka dari alam jin. Mereka adalah dari kalangan jin juga.
Kembali kepada persoalan tentang asal kejadian syaitan dan iblis – juga jin -, mereka ini diciptakan dari api. Ini dijelaskan oleh firman Allah Taala di dalam surah al-Hajar: 26 &27.
Wallhu a'lam
Rujukan
Al-Quran
Buhus Wa Fatawa Islamiah Fi Qadhaya Mu'asharah - al-Marhum Syeikh Jadul Haq Ali Jadil Haq
555555555555555555
QARIN: APA YANG KITA TAHU MENGENAINYA?(Part 2 of 2) !
Penyumbang: Ishaque
(Ishaque juga merupakan moderator forum E-niaga di Jelah~Talk)
Terdapat sebuah Hadith panjang yang menceritakan tentang kisah dua ekor syaitan, antara isinya menyebut bahawa seekor syaitan yang kurus telah bertemu dan berbual dengan seekor syaitan yang gemuk. Syaitan kurus tersebut berada dalam keadaan yang sangat daif, sehingga hampir tidak berdaya untuk berjalan. Setelah beberapa kali bangkit dan rebah, ia masih cuba untuk berjalan sehinggalah ia menemui seekor syaitan lain yang tersangat gemuk. Syaitan gemuk itu juga menghadapai kesukaran untuk bergerak sepertinya, bangun dan jatuh beberapa kali sewaktu berjalan.
Syaitan gemuk bertanya kepadanya: "Hai Syaitan Kurus, apakah yang menyebabkanmu menjadi sedemikian?"
Jawab syaitan kurus: "Celakalah aku. Aku sangat berdukacita memikirkan tuanku. Segala bisikanku tidak dilayannya, bahkan ia sangat rajin beribadat dan menjauhi perkara yang haram. Segala yang dimakannya dimulakan dengan Bismillah, sehingga aku tidak sempat menyentuh sebarang makanan".
"Wahai Syaitan Gemuk, apakah pula yang menyebabkanmu gemuk sehingga begini?", soal syaitan kurus.
Syaitan gemuk menjawab: "Aku sungguh bertuah kerana mendapat seorang tuan yang mendengar kata. Segala yang aku bisikkan dilaksanakannya. Aku juga berpeluang menjamah apa sahaja yang dimakannya kerana tidak didahuluinya dengan sebarang bacaan".
(mafhum Hadith)
Kisah di atas adalah contoh kehidupan qarin, yang kerjanya hanyalah semata-mata untuk menyesatkan manusia yang didampinginya. Jika ia boleh meninggalkan manusia yang menjadi 'tuan'nya dan mencari 'tuan' yang lain, tentulah syaitan yang kurus tadi sudah lama berbuat demikian.
Qarin juga boleh dipuja, ataupun memeterai perjanjian dengan 'tuan'nya. Biasanya isi perjanjian tersebut mensyaratkan agar orang yang berkenaan melanggar syariat Islam, samada dengan melakukan sebarang perbuatan yang syirik ataupun meninggalkan salah satu (atau lebih) rukun Islam yang lima.
Sebagai contoh, si polan mesti berjanji untuk meninggalkan sembahyang, ataupun tidak membayar zakat. Sebagai pulangan, qarin tersebut akan membantunya dalam urusan seharian (contohnya melakukan kerja-kerja berat di bendang) atau menjadikan si tuan ini hidup mewah. Istilah kampung menggelarkan qarin yang 'berkhidmat' ini sebagai hantu raya.
Contoh lain ialah individu berkenaan (biasanya wanita) disyaratkan agar memuja dan menyerahkan korban sebagai 'makanan' qarinnya (iaitu satu perbuatan yang syirik) dengan tujuan agar qarinnya menjaga rumah dan harta bendanya dari kecurian dan sebagainya. Qarin yang dipuja sebegini popular dengan gelaran pelesit suatu masa dahulu.
Suatu pemerhatian yang agak menarik ialah kebiasaannya hantu raya dan pelesit ini menampakkan diri dengan rupa fizikal 'tuan' mereka (sebenarnya satu ciri istemewa bagi qarin). Khasnya pelesit, cenderung untuk menjelma dengan rupa tuannya sewaktu kanak-kanak, dan menggelar tuannya 'emak' -satu pendekatan yang mesra. Tidak hairanlah jika orang-orang ini sungguh menyayangi 'hantu belaan' mereka (sebenarnya qarin) sehingga sukar bagi mereka untuk membatalkan 'perjanjian' yang telah mereka buat (atau istilah kampungnya 'membuang belaan').
Mereka yang bernasib baik sempat bertaubat dan 'membuang belaan' (sebenarnya membatalkan perjanjian) mereka sebelum terlambat. Yang bernasib malang, terus 'membela'nya hingga ke akhir hayat dan mati dalam kesesatan, lebih teruk lagi mewariskan 'perjanjian' tersebut kepada keturunan mereka. Memandangkan qarin ini tergolong dalam kategori syaitan jin, hayat mereka jauh melebihi usia 'tuan' mereka. Setelah tuannya meninggal dunia, qarin ini akan berusaha pula untuk menyesatkan anak cucu tuannya, berganding bahu dengan qarin mereka pula.
Perlu diingatkan, syaitan jin berupaya untuk meresap ke dalam tubuh manusia, terutamanya jasad dan hati orang yang lalai dari mengingati Allah. Disebutkan dalam sebuah hadith, mafhumnya: "Sesungguhnya syaitan itu berlari-lari di dalam urat (saluran) darah anak Adam. Banyak makan dan tidur membesarkan (menyuburkan) urat darah dan (cara) untuk mengecilkan urat darah adalah dengan berpuasa."
Sebuah hadih lain menyebutkan bahawa "Apabila hati seorang anak Adam itu lalai dari mengingati Allah, syaitan akan duduk di dalamnya (umpama raja duduk di singgahsana). Apabila hati itu menyebut nama Allah, syaitan itu akan melompat keluar kerana kepanasan. Apabila hati itu lalai semula dari menyebut nama (mengingati) Allah, maka syaitan itu akan masuk semula dan duduk di dalamnya."(mafhum hadith)
Secara dasarnya syaitan jin tidak mampu untuk memberi kesan secara fizikal terhadap manusia, apatah lagi mencederakan atau membunuh manusia yang dianugerahkan darjat Khalifah di muka bumi. Akan tetapi dalam hal qarin yang di'puja' atau telah memeterai perjanjian dengan manusia, berjaya menipu manusia agar merendahkan martabat diri dan seakan-akan 'menyerahkan' atau 'meminjamkan' status khalifah yang ada pada dirinya. Akibatnya jin ini mampu memberi kesan yang memudaratkan manusia dengan cara yang dikenali sebagai ilmu hitam atau sihir, termasuklah santau.
Kaedahnya ialah atas 'arahan' atau restu daripada manusia yang bersekongkol dengannya, jin itu mencederakan atau membunuh manusia yang lain. Allah Ta`ala berfirman dalam Al-Qur`an, mafhumnya: "Dan bahawa sesungguhnya adalah (amat salah perbuatan) beberapa orang dari (kalangan) manusia, (yang) menjaga dan melindungi diri mereka dengan meminta pertolongan kepada beberapa (orang dari kalangan) jin; (kerana dengan perbuatan itu) mereka menjadikan golongan jin bertambah sombong dan jahat." (Surah Al-Jin, ayat 6).
Satu fakta yang menarik tentang ilmu hitam: Orang-orang kafir boleh menggunakan ilmu hitam untuk membunuh orang kafir yang lain. Orang-orang (yang mengaku) Islam juga mampu menggunakan ilmu hitam untuk membunuh orang Islam yang lain. Orang-orang kafir mampu membunuh orang Islam menggunakan sihir (seperti di Ambon); tetapi belum pernah didapati orang 'Islam' membunuh orang kafir melalui ilmu hitam. Kenapa?
Jawapannya; kerana jin (kafir) yang melaksanakan tugas tersebut hanya melakukannya untuk menyesatkan manusia. Matlamatnya agar orang Islam menjadi sesat, dan agar orang kafir bertambah sesat sehingga mampu menyesatkan orang lain pula. Jadi, sebarang tujuan yang menyalahi matlamat syaitan jin tersebut tidak akan dilayan. Sebab itulah belum ada Presiden Amerika atau Perdana Menteri Israel yang mati kena santau..buat apa mereka nak cederakan sekutu mereka (dari kalangan syaitan manusia) ini?
Wallahu a'lam.
66666666666666
Tafsir Surah An-Nisa' ayat 62
Syaitan adalah Thogut
Toghut sentiasa menyuruh manusia berada dalam kekafiran bukan keimanan. Toghut bersama dengan syaitan dan ia (syaitan) juga adalah toghut, menyesatkan manusia dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya. Kerja syaitan pula ialah mewaswaskan manusia sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah yang bermaksud:
"Yang meragu-ragukan hati manusia. Terdiri dari jin dan manusia."
(Surah an-Nas: 5 - 6)
Yang meragukan manusia terhadap hukum Allah adalah syaitan. Ia mendakwa hukum Allah tidak boleh dilaksanakan kerana masyarakat majmuk atau belum tiba masa lagi untuk dilaksanakannya dan berbagai dalih lain dibuat untuk tujuan berkenaan. Ini semua adalah kerja-kerja toghut, munafiq atau orang yang tidak beriman dan tidak yakin kepada hukum Allah.
Orang yang mengatakan hukum Allah tidak boleh dilaksanakan kerana masyarakat majmuk atau belum tiba masanya lagi untuk dilaksanakan, dia sendiri memakai hukum manusia. Adakah hukum manusia lebih baik dari hukum Allah?
Tidakkah hukum Allah itu sahaja yang adil, boleh menyelesaikan segala masalah yang timbul di dalam kehidupan manusia. Orang yang beriman wajib menerima hukum Allah sahaja dan menolak hukum lain darinya.
Orang yang tidak menjalankan hukum Allah sama ada dia kafir, apabila tidak beriman kepada hukum itu atau zalim ataupun fasiq. Menjadi zalim jika beriman kepada hukum Allah, tetapi memakai hukum lain darinya.
Sementara ia menjadi fasiq (tidak layak menjadi saksi dalam sesuatu perbicaraan di mahkamah atau sebagainya) apabila berbuat demikian.
Di peringkat permulaan menjadi fasiq kemudian bertukar menjadi zalim dan akhirnya kafir apabila berdalih menunjukkan ia tidak percaya kepada hukum Allah SWT.
Firman Allah SWT yang bermaksud:
"Maka bagaimana halnya apabila mereka ditimpa sesuatu kemalangan disebabkan (kesalahan) yang telah dibuat oleh tangan mereka sendiri kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, kami tidak sekali-kali menghendaki melainkan kebaikan dan perdamaian (kepada kedua pihak yang berbalah)."
(Surah an-Nisa': 62)
Ertinya bagaimana mereka berupaya menyelesaikan masalah apabila mereka ditimpa suatu bencana, mereka berjumpa engkau (wahai Muhamad), bersumpah dengan nama Allah dengan berkata: "Kami tidak menghendaki melainkan sesuatu yang mendatangkan kebaikan dan petunjuk."
Orang-orang munafiq berdalih antara lain yang hidup di zaman Rasulullah s.a.w., apabila Allah mendedahkan mereka menerima hukum toghut, mereka datang menemui baginda s.a.w. membuat pengakuan bersumpah menyatakan kehendak mereka ialah mahu melakukan kebaikan.
Kebaikan itu juga dinyatakan oleh keluarga munafiq selepas mereka dibunuh dengan memohon supaya Saidina Umar dijatuhkan hukuman kerana membunuh seorang dari kalangan mereka.. Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh Saidina Umar adalah betul disokong oleh Allah SWT sendiri kerana orang munafiq berkenaan telah murtad dan membahayakan masyarakat Islam apabila tidak menerima dan tidak percaya kepada hukum Allah SWT dan Rasul-Nya s.a.w.
87777777777777777
281. Diganggu bayangan Ketika Takbir
Soalan:
Ketika saya solat atau ketika saya menyebut kebesaran Allah SWT saya terbayang salib atau orang kafir. Soalannya adakah saya menyekutukan Allah SWT? Untuk mengelakkannya saya cuba bayangkan tulisan Allah SWT atau saya bayangkan Kaabah?
Roz, KL
Jawapan:
Di antara tipu daya Syaitan terhadap manusia ialah dalam bentuk mewas-waskan dirinya ketika menunaikan solat, kerana itulah Rasulullah SAW menyarankan supaya orang yang hendak bersolat supaya membaca doa perlindungan dari gangguan syaitan. Antaranya: "Ya Allah Ya Tuhanku aku berlidung dengan Engkau dari gangguan syaitan Khanzab".
Selain itu bacalah juga surah Al-Ikhlas, Surah An-Nas dan surah Al-Falaq. Setelah itu hati orang yang menunaikan soat itu hendaklah tertumpu kepada bacaan imam. Jika berlaku was-was atau lintasan yang bukan-bukan sekali sekala , itu adalah merupakan teknik syaitan untuk menghilangkan kekhsyukan anda di dalam solat anda dan orang yang sedang solat itu jangan mengendahkan lintasan itu. Jika dilayan akan menghilangkan terus rasa khsyuk dalam solat. Lintasan-lintasan seperti itu tidak membatalkan solat.
Terbayang gambar salib adalah sebahagian dari usaha syaitan untuk mengganggu solat anda. Bagaimanapun usaha anda untuk mengelakkan diri dari was-was berbentuk lintasan lambang salib ini tidak wajar dilakukan dengan cara anda mengingati gambar kaabah atau membayangkan tulisan Allah, sebaliknya caranya cukuplah sebagaimana yang telah diutarakan sebelum ini iaitu anda hanya perlu menumpukan sepenuh perhatian kepada bacaan dan makna yang terkandung dalam bacaan anda, hadir hati, menumpukan rasa takut kepada Allah dan harap mudah-mudahan Allah SWT akan menerima solat yang telah anda kerjakan tadi. Bayangkanlah yang anda sekarang sedang berdiri di hadapan Allah tuhan Rabbul jalil dan Ia sekarang sedang melihat segala gerakgeri, bacaan dan lintasan hati anda.
Sila rujuk buku Soal Jawab Ibadah Solat DN 176
282. Balasan Orang yang Berhutang
Soalan:
Apakah hukum dan balasan Allah kelak ke atas orang yang berhutang tetapi tidak membayar hutangnya pada hal ia mampu. Apakah yang perlu saya lakukan jika orang yang berhutang dengan saya seperti yang tersebut.
Hamba Allah, KL
Jawapan:
Orang yang mampu membayar hutang, tetapi tidak berbuat demikian semasa hidupnya dikira telah melakukan dosa besar. Kerana hutang inilah orang-orang yang mati syahid sekalipun tidak dapat memasuki syurga sebaliknya hanya berada di pintunya sahaja. Rasulullah SAW menjelaskan orang yang tidak membayar hutang doanya tidak diperkenankan oleh Allah SWT. Nabi SAW sendiri tidak menunaikan solat jenazah ke atas sesuatu jenazah jika didapati ia ada hutang yang belum dijelaskan.
Setelah dipastikan mayat terlibat telah menjelaskan segala hutangnya di masa hidup, barulah Nabi SAW menyolatkan jenazahnya. Jika orang yang berhutang tidak membayar hutangnya sewaktu hidup di dunia ini, maka sesetengah amalan kebaikan yang dilakukan olehnya akan diberikan kepada si pemberi hutang pada hari kiamat kelak Tindakan yang boleh dilakukan orang yang memberi hutang hendaklah meminta supaya hutangnya dilangsaikan dengan baik.
Jika tidak mampu hendaklah menggunakan tenaga orang tengah menggesanya supaya si peminjam membayar hutang itu. Jika tidak mampu juga, yang terlibat boleh mengambil tindakan mahkamah, kerana itu melibatkan haknya yang boleh dituntut di mahkamah, dan pihak yang berhutang hendaklah mematuhi keputusan mahkamah. Bagaimanapun jika seseorang itu mempunyai iman yang tinggi dan kuat, lalu memaafkan orang yang berhutang itu dan menghalalkannya sebelum orang yang berhutang itu meninggal dunia, ia akan mendapat ganjaran yang besar dari Allah.
Sila rujuk buku Panduan Mecari Nafkah Hidup DN 062
283. Ibarat bagi yang Meninggalkan Solat
Soalan:
Apakah ibarat yang boleh disamakan dengan dosa orang yang meninggalkan solat fardhu beserta dengan rujukan (al-Quran/hadis). Adakah ibarat dosa itu berbeza-beza bagi setiap fardhu?
Amin, Kluang
Jawapan:
Sebenarnya tidak didapati keterangan yang sahih dalam hadis-hadis yang sahih berhubung ibarat-ibarat orang yang meninggalkan solat sebagaimana yang sering disebut oleh sesetengah kalangan orang. Umpamanya mereka mengatakan orang yang meninggalkan satu kali solat subuh maka dosanya seperti berzina dengan ibu sendiri.
Perkara ini tidak didapati penjelasannya di dalam hadis yang sahih. Yang disebutkan di dalam hadis-hadis yang sahih ialah antaranya orang yang meninggalkan solat dengan sengaja, menjadi kafir dan orang yang sentiasa menjaga solatnya, maka ia akan beroleh nur, hujjah dan keselamatan pada hari Kiamat, sebaliknya bagi yang tidak menjaga solat, ia tidak memperolehi nur, hujjah dan keselamatan pada hari Kiamat, malah ia akan dikumpulkan bersama dengan Qarun, Hamman, Firaun dan Ubai bin Khalaf.
Sila rujuk buku Soal Jawab Ibadah Solat DN 176
284. Pembahagian Harta Pusaka
Soalan:
Bagimanakah cara pembahagian harta pesaka ke pada anak lelaki, anak perempuan dan dua orang isteri simati mengikut hukum Faraid?
Rokiah, Terengganu
Jawapan:
Seorang suami meninggal dunia meninggalkan dua orang isteri, seorang anak lelaki dan seorang anak perempuan. Dalam kes ini 2 orang isteri akan mengambil 1 bahagian dari 8 bahagian yang merupakan asal masalah mengikut kaedah pembahagian pesaka. 7 bahagian yang baki akan dibahagikan kepada 3. 2 bahagian diambil oleh anak lelaki dan 1 bahagian diambil oleh anak perempuan.
Oleh kerana yang 1 bahagian isteri itu tidak boleh dibahagikan kepada 2 dan 7 bahagian anak-anak itu pula tidak boleh di bahagi kepada 3, maka untuk memudahkan pengiraan 8 yang merupakan asal masalah didarabkan dengan 6 menjadikan jumlahnya sebanyak 48. 1/8 dari 48 ialah 6. Ini bermakna bahagian isterinya ialah 6. Oleh kerana ia melibatkan 2 orang isteri maka setiap seorang mendapat 3. Selebihnya 42 diberi kepada anak lelaki dan
anak perempuan.
Oleh kerana anak lelaki mendapat 2 kali ganda dari anak perempuan, maka dalam kes ini anak lelaki mendapat 28, manakala anak perempuan mendapat 14. Diandaikan si mati dalam kes ini meninggalkan harta bernilai RM 48,000.00, maka setiap isteri mendapat RM 3,000, anak lelaki mendapat RM 28,000, manakala anak perempuan mendapat RM 14,000. Wallau A'lam.
Sila rujuk buku Permata Idaman Mutiara Syurga 'Lelaki Soleh' DN105
285. Difitnah Orang
Soalan:
Saya telah difitnah oleh seseorang yang saya sendiri tak tahu siapa orangnya. Berpunca dari api fitnah itu, kini saya menghadapi masalah dengan seorang kenalan yang mana beliau telah tidak menegur saya buat beberapa ketika. Saya cuba untuk mencari kesalahan diri saya tapi saya hairan kerana kesalahan saya tidaklah sampai membuatkan beliau sanggup untuk tidak bertegur sehingga hari ini. Akhirnya saya telah mendengar kisah yang sebenar bahawa ada pihak yang mengada-ngadakan cerita sehingga beliau marah sampai begitu sekali. Masalah saya sekarang ialah saya hendak meminta maaf atas apa yang berlaku tetapi saya fikir bahawa itu bukannya kesalahan saya. Adakah saya perlu menghubungi atau menulis surat untuk meminta maaf atau sebagainya?
Hamba Allah, Sarawak
Jawapan:
Dalam kes ini anda dan rakan anda itu tidak bersalah kerana masing-masing menaruh perasangka antara satu sama lain disebabkan fitnah orang yang ketiga. Yang berdosa ialah orang yang menimbulkan fitnah antara anda berdua. Al-Quran menjelaskan menimbulkan fitnah itu lebih dahsyat dari membunuh. Kerana itu jika timbul apa-apa kekeliruan antara anda dengan orang lain oleh sebab khabar angin hendaklah anda terlebih dahulu menyiasat kesahihan berita tersebut.
Dalam surah Al-Hujurat Allah SWT memerintahkan seseorang supaya berhati-hati menerima berita yang disampaikan oleh seorang yang fasik. Oleh kerana anda sudahpun mengetahui hakikat yang sebenarnya dan rakan anda itu tidak mengetahui hakikat yang sebenarnya, maka anda hendaklah memberitahu kepadanya keadan ini. Siapa yang betul atau siapa yang salah tidak timbul, kerana yang penting hubungan tali silaturrahim hendaklah dihubungkan antara anda dengan rakan anda itu semula.
Rasulullah SAW menjelaskan: Tidak akan memasuki syurga orang yang tidak menghubungkan tali silaturrahim. Para ulamak menjelaskan menghubungkan taliilaturrahim bukan bermaksud kita menghubungkannya dengan orang yang telah biasa kita kenali sahaja sebaliknya maksudnya yang sebenar ialah kita menghubungkan tali silaturrahim dengan orang yang memutuskan hubungan ini dengan kita.
Ini barulah yang dimaksudkan menghubungkan tali silaturrahim dalam Islam. Anda tidak perlu merasa segan untuk memulakannya, kerana perbuatan anda ini akan diberi ganjaran oleh Allah SWT, malah boleh jadi sikap anda ini akan menyedarkan rakan anda tentang kesilapan yang dilakukan oleh dirinya tanpa disedari. Dengan cara ini insya'Allah kekeruhan yang berlaku antara anda dengan rakan anda akan kembali pulih. Selain itu anda juga boleh menggunakan khidmat orang tengah yang dipercayai lagi amanah untuk menceritakan hakikat yang sebenarnya. Anda juga hendaklah menunaikan solat hajat dan membulatkan doa kepada Allah agar menghilangkan dari diri anda segala kekeruhan tersebut.
Sila rujuk buku Dosa-Dosa Besar DN 220 , Dosa yang Menutup Pintu Hati DN 009
286. Mengelak Dari Mengumpat
Soalan:
Adakah dengan cara berdiam diri itu dapat mengelakkan kita daripada terlibat dalam hal mengumpat sedangkan kita sendiri mendengarnya dan tak terdaya untuk menegur mereka yang melakukannya?
Linda, P Pinang
Jawapan:
Al-Quran menggariskann kepada kita supaya tidak duduk di dalam majlis orang yang membicarakan soal-soal yang buruk. Majlis yang buruk adalah umum di sini, termasuklah majlis mengumpat. Dalam sebuah hadis yang sahih yang diriwayatkan oleh imam Muslim menjelaskan sesiapa yang melihat kemungkaran hendaklah merubah kemungkaran itu dengan tangan, jika tidak mampu hendaklah dengan lidah dan jika tidak mampu juga hendaklah dengan hati dan itu adalah selemah-lemah iman.
Dalam sebuah hadis yang lain menjelaskan; Orang yang melihat orang lain melakukan kemungkaran sedangkan ia mampu berbuat demikian, tetapi tidak diambil apa-apa tindakan, maka laknat Allah turut menimpa ke atas dirinya. Dalam kes di atas oleh kerana anda tidak berjaya merubah kemungkaran itu walaupun anda bersama dengan orang yang melakukannya, maka hendaklah anda membencinya di dalam hati. Jika boleh anda hendaklah menunjukkan kerut muka, atau dahi atau kening yang menunjukkan anda sebenar tidak bersetuju dengan perbuatannya itu .
Sayugia diingatkan dosa mengumpat di dalam islam amatlah berat sehinggakan Allah SWT menyamakannya dengan memakan daging saudara sendiri. Anda juga dinasihatkan supaya sentiasa menjauhi dari majlis seumpama ini, supaya anda terselamat dari dosa mengumpat.
Sila rujuk buku Dosa Tanpa Nikmat DN 099 , 170 Amalan Yang Ditolak DN 261 , Penghalang Kesucian Batin DN 109
287. Solat Fardhu Berimamkan Orang Solat Qasar
Soalan:
Sebelum mendirikan solat jamak dan qasar, ada seorang hamba Allah yang ingin mengerjakan solat berjemaah dengan saya;
Adakah solat sempurnanya sah (4 rakaat), dengan berimamkan saya (Solat 2 rakaat)?
Saya sedang mengerjakan solat Maghrib (mengikut Imam yang solat Tamam). Bolehkah saya melakukan solat jamak takdim (Isyak) apabila selesai mengerjakan solat maghrib tersebut?
Dan bolehkah saya berniat ingin menjamakkan solat jamak takdim ketika sebelum memberi salam. (terlupa untuk menjamakkan solat ketika berniat pada takbiratul ihram)?
Halim, Kota Tinggi
Jawapan:
Sah hukumnya mengerjakan solat jamaah dengan dengan imam yang mengerjakan solat qasar. Tetapi setelah imam memberi salam anda hendaklah meyambung rakat solat yang masih berbaki. Jika anda mengerjakan solat maghrib secara berjemaah dengan imam, anda dikehendaki mengikut segala perbuatan imam, kerana berdasarkan keterangan dari sebuah hadis yang sahih sesungguhnya imam itu dilantik untuk dikuti oleh makmum.
Setelah selesai mengerjakan solat maghrib bersama dengan imam, anda hendaklah mengerjakan pula solat isyak secara qasar sebanyak 2 rakaat dengan terlebih dahulu melakukan iqamat secara perlahan dan tidak mengganggu para jamaah lain. Bagaimanapun janganlah anda menunaikan solat isyak itu ditempat anda solat maghrib tadi sebaliknya berundur sedikit kebelakang dan setelah iqamat tunaikanlah solat isyak secara qasar 2 rakat.
Adalah sah meniatkan solat jamak taqdim sebelum memberi salam pada solat yang pertama, namun adalah lebih afdal kiranya ia berniat pada ketika takbiratulihram.
Sila rujuk buku Bimbingan Lengkap Ibadah Solat DN 200 ,'Panduan Musafir' - Solat Jama' dan Qasar DN084
288. Sejarah dan Cara Menghindar Angin Ahmar (Stroke)
Soalan:
Apakah sejarah penyakit angin ahmar?
Bagaimanakah menghindarkan diri dari penyakit ini?
Adakah kemungkinan untuk sembuh jika seseorang itu telah diserang oleh penyakit ini.?
Samijan, Rawang
Jawapan:
Angin Ahmar atau Rih Al-Ahmar dalam bahasa Arabnya adalah satu penyakit yang diciptakan oleh Allah mempunyai hikmah tertentu kepada manusia. Diriwayatkan bahawa penyakit ini telahpun berlaku semenjak zaman nabi Allah Sulaiman AS lagi. Di zaman nabi kita Muhammad SAW, cucu baginda Sayidina Hasan mengidap penyakit rongga sehingga keluar darah darinya. Lalu datanglah Jibril AS menjelaskan yang cucu baginda itu terkena penyakit angin Ahmar. Bila ditanya tentang ubatnya lalu Jibril mengajarkannya kepada Nabi SAW.
Sebenarnya doa mengelakkan terkena penyakit angin Ahmar begitu panjang sekali.
Sila rujuk buku Doa Pelindung & Penawar Angin Ahmar (Stroke) DN 145
Apabila diserang penyakit ini biasanya seseorang itu akan lumpuh, bagaimanapun harapan untuk sembuh memang ada dengan izin Allah SWT. Anda hendaklah berpuasa sunat pada hari Isnin dan hari Khamis atau pada hari-hari lain yang disunatkan berpuasa di dalam Islam. Hendaklah memperbanyakkan solat Tahajjud, disamping berubat dengan mereka yang telah mahir untuk mengubati penyakit ini samada dengan cara mengurut, membaca doa yang disabitkan di atas atau mengamalkan rawatan-rawatan tertentu. Selain itu anda juga dinasihatkan supaya memperbanyakkan senaman.
289. Ibu Menentang Anak Menghayati Kehendak Islam
Soalan:
Bagaimana caranya untuk mendekati diri kepada ibu yang tidak memahami hati perasaan anak perempuannya, seperti tidak merestui anaknya untuk memakai tudung labuh. Apakah hukumnya jika anak melawan ibu itu sedangkan selama ini dia sudah lama bersabar?
Yeen, Melaka
Jawapan:
Sesuatu yang amat menyulitkan jika orang yang menentang kehendak anaknya sendiri untuk menghayati sepenuhnya ajaran Islam ialah ibunya sendiri. Sepatutnya ibulah yang memberi galakan supaya anaknya beriltizam dengan segala ajaran Islam. Ini antara kewajipan yang wajib dilaksanakan oleh seorang ibu. Dalam Islam seseorang perempuan disuruh menutup aurat dengan melabuhkan kain tudung yang dipakainya sehingga sampai menutupi dada di samping disuruh menutup pandangan dan menjaga kehormatan diri.
Jika ibu anda melarang anda berbuat demikian, jelas ia tidak memahami kehendak ayat yang menyuruh kaum wanita Islam melabuhkan kain tudungnya. Tanggapan ini perlu dibuang dari pemikirannya. Anda hendaklah banyak bersabar dalam menghadapi karenah ibu anda ini. Seeloknya cubalah berbincang secara baik dengan ibu anda. Kerana dengan berbuat demikian boleh jadi ibu anda mengambil sikap terbuka. Anda juga boleh menggunakan khidmat orang tengah supaya menasihati ibu anda itu.
Dalam Islam seseorang perempuan memakai tudung yang boleh menutup dadanya itulah yang sebaik-baiknya. Jika tudung yang dipakai oleh anda itu sudahpun menutup dada, cuma anda ingin melabuhkan lagi tudung itu, tetapi ibu anda tidak menyukainya hendaklah anda meninggalkan yang lebihan ini dan ikut kehendak ibu anda. Kerana sudahpun dikira berpakaian secara Islam apabila anda sudahpun ditutup dengan kain tudung anda. Yang lebih itu hanyalah sebagai mengambil jalan ihtiyat atau berhati-hati sahaja.
Dalam masa yang sama anda hendaklah sentiasa memberikan penerangan yang lembut kepada ibu anda itu supaya ia memahami. Ini boleh jadi memakan masa dan memerlukan banyak kesabaran. Tunaikanlah juga solat hajat supaya ibu anda itu berubah.
Sila rujuk buku Strategi Musuh Menentang Islam DN170 , 40 Peranan Anak Mithali DN 242
290. Bekerja Menjual Daging Haram
Soalan:
Saya ingin mencari pekerjaan sambilan di sini. Masalahnya, kebanyakan kerja berkaitan dengan daging babi dan daging yang tidak disembelih. Oleh itu, saya ragu-ragu hukumnya berkerja di tempat yang seperti itu. Saya ingin tahu, apakah hukumnya berkerja di tempat yang menjual daging haram, dan dalilnya?
Nasir, USA
Jawapan:
Seorang Islam yang bertakwa ialah seorang yang benar-benar mematuhi segala titah perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Mereka tidak akan melakukan sesuatu yang tidak ada kena mengena dengan hidup mereka. Dalam sebuah hadis yang sahih menjelaskan di antara keelokan Islam seseorang itu ialah menjauhi sesuatu yang tidak ada kena mengena dengan hidupya. Apa lagi kalau perkara itu memudaratkan agamanya. Semakin perlu dijauhinya.
Berkerja di tempat menjual daging binatang yang tidak disembelih adalah sesuatu yang tidak diharuskan oleh Islam. Ini kerana dalam Islam yang halal itu jelas manakala yang haram itu pula jelas manakala perkara yang berada di antara keduanya adalah perkara yang samar-samar atau syubhah. Orang yang menjaga dirinya dari terlibat dengan perkara syubhah bererti ia telah menjaga agama dan kehormatan dirinya. Orang yang terlibat dengan perkara syubhah sebenarnya turut terlibat dalam perkara yang haram.
Demikian penjelasan yang terdapat di dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim. Berkerja di tempat seperti di atas jelas mungkarnya, kerana turut bersekongkol dengan kerja-kerja mungkar. Dalam Al-Quran menggesa manusia berkerjasama dalam perkara kebaikan dan takwa dan bukan berkerjasama dalam perkara dosa dan permusuhan. Ini bererti berkerja di tempat tersebut memberi kerjasama kepada pihak terlibat melakukan kemungkaran. Satu hal lagi pendapatan yang diperolehi dari sumber ini tidak bersih.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam At-Tabrani menjelaskan satu suap makanan yang disuapkan ke dalam mulut seseorang hasil dari pendapatan yang haram, Allah SWT tidak akan menerima ibadat orang yang memakan makanan hasil dari pendapatan tersebut selama 40 hari. Ini kerana dalam hadis Muslim menjelaskan Allah SWT itu baik dan Ia sukakan kebaikan. Berkerja di tempat sebegitu rupa bukanlah satu perkara yang baik. Kerana itu bagaimana mungkin amalannya itu akan diterima Allah SWT. Kerana itu yang bertanya dinasihatkan supaya mencari kerja ditempat lain yang lebih selamat dari unsur haram seperti kedai menjual buah-buahan dan sebagainya